di dunia dengan perbedaan ideologi, ekonomi, dan militer yang besar.
Uni Soviet, bersama dengan negara-negara di Eropa Timur yang
didudukinya, membentuk Blok Timur. Proses pemulihan pasca-perang di Eropa Barat difasilitasi oleh program Rencana Marshall Amerika Serikat, dan untuk menandinginya, Uni Soviet kemudian juga membentuk COMECON bersama sekutu Timurnya. Amerika Serikat membentuk aliansi militer NATO pada tahun 1949, sedangkan Uni Soviet juga membentuk Pakta Warsawa
pada tahun 1955. Beberapa negara memilih untuk memihak salah satu dari
dua negara adidaya ini, sedangkan yang lainnya memilih untuk tetap
netral dengan mendirikan Gerakan Non-Blok
Perang Dingin merupakan bentuk baru dari
konflik-konflik kepentingan dan perebutan supremasi serta perbedaan
ideologi antara blok barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Blok
Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet. Sehingga Perang Dingin merupakan
pertikaian antara kedua blok tersebut.
A. LATAR BELAKANG
Latar Belakang terjadinya perang dingin adalah sebagai berikut.
1. Munculnya Amerika Serikat sebagai negara pemenang
perang di pihak Sekutu (Inggris, Perancis, dan AS). AS berperan besar
dalam membantu negara-negara Eropa Barat untuk memperbaiki kehidupan
perekonomiannya.
2. Munculnya Rusia (Uni Soviet) sebagai negara besar
dan berperan membebaskan Eropa bagian Timur dari tangan Jerman dan
membangun perekonomian negara-negara di Eropa Timur. Uni Soviet
meluaskan pengaruhnya dengan mensponsori terjadinya perebutan kekuasaan
di berbagai negara Eropa Timur seperti Bulgaria, Albania, Hongaria, Rumania, Polandia, dan Cekoslowakia sehingga negara-negara tersebut masuk dalam pemerintahan komunis Uni Soviet.
3. Munculnya negara-negara yang baru merdeka setelah
Perang Dunia II di luar wilayah Eropa. Dampaknya muncul 2 kelompok
negara di dunia yaitu negara-negara maju dengan negara-negara
berkembang, yang memberikan pengaruh bagi perkembangan politik dan
ekonomi dunia.
Faktor-faktor utama yang menyebabkan Perang Dingin :
1. Perbedaan Paham
Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai pemenang
Perang Dunia II memiliki paham/ideologi yang berbeda Amerika Serikat
memiliki ideologi liberal-kapitalis sedangkan Uni Soviet berideologi
komunis. Paham Liberal-Kapitalis (AS) yang mengagungkan kebebasan
individu yang memungkinkan kapitalisme berkembang dengan subur
bertentangan dengan paham Sosialis-Komunis (US) yang berkeyakinan bahwa
paham itu dapat lebih mempercepat kesejahteraan buruh maupun rakyatnya
karena negara-negara yang mengendalikan perusahaan akan memanfaatkan
keuntungannya untuk rakyat.
2. Keinginan untuk Berkuasa
AS dan US mempunyai keinginan untuk menjadi penguasa
di dunia dengan cara-cara yang baru. AS sebagai negara kreditor besar
membantu negara-negara yang sedang berkembang berupa pinjaman modal
untuk pembangunan dengan harapan bahwa rakyat yang makmur hidupnya dapat
menjadi tempat pemasaran hasil industrinya dan dapat menjauhkan
pengaruh sosialis komunis.
Masyarakat miskin merupakan lahan subur bagi paham sosialis
komunis. Uni Soviet yang mulai kuat ekonominya juga tidak mau kalah
membantu perjuangan nasional berupa bantuan senjata atau tenaga ahli.
Hal ini dilakukan untuk mempengaruhi negara-negara tersebut.
3. Berdirinya Pakta Pertahanan
Guna mengatasi berbagai perbedaan yang ada dan
kepentingan untuk dapat berkuasa maka negara-negara Eropa Barat dan
Amerika Serikat mendirikan pakta pertahanan yang dikenal dengan nama
NATO (North Atlantic Treaty Organization)
atau Organisasi Pertahanan Atlantik Utara. Sementara untuk mengimbangi
kekuatan NATO pada tahun 1955 Uni Soviet mendirikan pakta pertahanan
yaitu PAKTA WARSAWA. Anggota Pakta Warsawa yaitu Uni Soviet, Albania,
Bulgaria, Cekoslowakia, Jerman Timur, Hongaria, Polandia, dan Rumania.
Berdirinya kedua pakta tersebut menyebabkan muncul rasa saling
curiga, ketidakpercayaan, dan kesalahpahaman antara kedua blok baik blok
barat maupun blok timur. Amerika dituduh menjalankan politik imperialis
untuk mempengaruhi dunia sementara Uni Soviet dianggap melakukan
perluasan hegemoni atas negara-negara demokrasi melalui ideologi
komunisme.
Keadaan tersebut memicu ketegangan kian memuncak sehingga muncullah
persaingan senjata di antara kedua belah pihak. Masing-masing pihak
saling diliputi oleh suasana Perang Dingin yang bahkan mengarah pada
terjadinya Perang Dunia III.
B. BERLANGSUNGNYA PERANG DINGIN
Perang Dingin (Cold War) adalah ketegangan yang
secara politis tampak saling bermusuhan karena adanya persaingan
kepentingan. Perang Dingin dimulai setelah berakhirnya Perang Dunia II
sejak pembagian Jerman menjadi 2 wilayah, yaitu Jerman Barat dan Jerman
Timur. Pembagian Jerman menjadi 2 diikuti dengan pembagian kota Berlin
menjadi Berlin Barat yang dikuasai oleh Amerika Serikat, Inggris dan
Perancis sedangkan Berlin Timur dikusai oleh Uni Soviet tepatnya saat
terjadi Konfrensi Yalta (Februari 1945).
Dalam waktu singkat (1945-1948) Uni Soviet berhasil
membentuk pemerintahan komunis di Bulgaria, Rumania, Hongaria, Polandia,
dan Chekoslowakia. Karena perkembangan pengaruh Uni Soviet sangat cepat
dan pertumbuhannya pesat maka Amerika merasa perlu membendung
berkembangnya gerakan komunis. Hingga akhirnya Amerika menyusun strategi
politik Containment Policy yang bertujuan mencegah berkembangnya
pengaruh suatu negara atau suatu sistem politik dari pihak lawan.
Strategi politik tersebut dikembangkan melalui pemberian bantuan ekonomi
dan militer seperti Marshall Plan dan Doctrine Truman yaitu bantuan berupa keuangan, militer, dan penasehat militer kepada Yunani
dan Turki guna menghadapi gerilyawan komunis. Tujuannya untuk
mempertahankan Yunani dan Turki dari peneterasi komunis dan menghambat
jalur Uni Soviet menuju ke selatan yang akan mengancam negara-negara
Barat. Sebab jika salah satu negara jatuh maka negara tetangga lainnya
juga akan jatuh sehingga semua negara akan jatuh ke dalam pengaruh
komunis. Uni Soviet berusaha menyaingi dengan membuat Molotov Plan dengan tujuan untuk menata kembali perekonomian negara-negara Eropa Timur dan badan kerja sama ekonomi Comicon (Comintern Economic).
Konflik ideologi tersebut berkembang sampai di Asia.
Selama berlangsungnya Perang Dingin, situasi dan kondisi dunia diwarnai oleh kegiatan sebagai berikut.
1) Perebutan Hegemoni/kekuasaan
· Kalahnya Jepang dari Sekutu menyebabkan seluruh
wilayah Manchuria dan Korea diduduki Uni Soviet hingga berdampak semakin
kuatnya Uni Soviet di daratan Cina serta wilayah Korea.
· Berdasarkan Konferensi Yalta maka semenanjung
Korea dibagi 2 yaitu Utara dibawah kekuasaan Uni Soviet sehingga Kim Il
Sung menjalankan pemerintahan atas dasar pemikiran komunis. Sementara di
sebelah selatan, Amerika memilih Rhee Syngman sebagai orang yang
menjalankan pemerintahan berdasarkan dasar-dasar demokrasi. Karena
perbedaan ideologi ini maka menyebabkan munculnya perang saudara di
Semenanjung Korea pada 25 Juni 1950 dan inilah titik balik dari Perang
Dingin.
· Posisi komunisme di Cina semakin kuat karena
bantuan senjata dari Uni Soviet yang berasal dari Jepang. Kuatnya
komunisme di Cina menyebabkan berkembangnya komunisme di Asia Tenggara.
Cina berusaha menghalangi propaganda imperialisme yang dilakukan oleh
Amerika Serikat dan Inggris. Cina semakin mengembangkan komunismenya
adapun alasannya adalah karena adanya keinginan untuk mengembalikan
daerah kekuasaan Cina di zaman kuno meliputi Korea, Funan, Birma, India,
bahkan lebih jauh termasuk daerah di Asia Tenggara. Selain alasan
historis juga adanya alasan geografis dan kekayaan alam di Asia Tenggara
guna memperkuat posisi ekonominya dalam dunia internasional. Karena
alasan tersebutlah maka Cina semakin melibatkan diri di Asia Tenggara.
· Apa yang dilakukan Cina dan Uni Soviet semakin
mengancam kehidupan di Asia Tenggara. Hal ini menjadi masalah yang cukup
serius bagi Amerika Serikat sehingga membuat Amerika merasa perlu
membantu negara-negara Asia Tenggara. Amerika akhirnya memutuskan
membantu Perancis yang saat itu sedang berperang melawan Vietnam
(dibantu Uni Soviet dan RRC) dengan harapan Vietnam tidak jatuh ke
tangan komunis. Tetapi ternyata Vietnam menang dan secara otomatis
Vietnam berada di bawah kekuasaan komunis.
· Jatuhnya Vietnam ke dalam kekuasaan komunis
memungkinkan negara-negara di Asia Tenggara jatuh ke kuasaan komunis.
Perjanjian Jenewa merupakan upaya untuk mengakhiri konflik antara kaum
komunis dan non komunis yang membagi Vietnam menjadi 2 yaitu Vietnam
Utara dan Selatan. Tetapi upaya ini tidak membuahkan hasil dan tidak
mendatangkan kepuasan untuk mengakhiri konflik yang saling bertentangan
di Vietnam. Pertentangan tersebut menyebabkan keterlibatan campur tangan
pihak asing. Vietnam Utara sebagai negara komunis mendapat bantuan dan
pengaruh dari Cina dan Uni Soviet sementara Vietnam Selatan sebagai
negara demokrasi mendapat bantuan dari Amerika Serikat.
· Setelah bertahun-tahun diperjuangkan akhirnya
tahun 1976 Vietnam dapat dipersatukan di bawah kekuasaan kaum komunis.
Vietnam membentuk persatuan Indocina yang diberi nama Federasi Indocina
dibawah kekuasaan komunis yang menjadi ancaman militer dan ideologi bagi
negara-negara Asia Tenggara.
· Di Asia Tenggara terjadi rivalitas antarkomunisme
tampak dengan adanya konflik antara Vietnam dan Kamboja mengenai
masalah perbatasan. Dalam masalah ini Kamboja(Pol Pot) menolak usul
penyelesaian konflik perbatasan melalui forum PBB. Di balik masalah
Kamboja-Uni Soviet tidak lepas dari masalah politik yaitu konflik
Sino-Soviet. Di belakang Kamboja berdiri Cina dan di pihak Vietnam
terdapat Uni Soviet. Konflik Vietnam dan Kamboja adalah pertandingan
dari jauh antara Cina dan Uni Soviet di Asia Tenggara sementara Vietnam
dan Kamboja menjadi pion-pion yang bertempur di medan perang.
· Pertentangan ideologi antara negara Amerika
Serikat dan Uni Soviet terjadi juga di Amerika dimana Presiden Kuba
Fidel Castro mendirikan negara komunis di Kuba. Tindakan ini tentu saja
mendapat reaksi keras dari Amerika Serikat dengan upaya mensponsori
invasi gerakan anti komunis Kuba namun mengalami kegagalan. Titik
ketegangan perang dingin ini terjadi di Teluk Babi pada tahun 1961.
· Negara di kawasan Amerika Tengah lainnya seperti
Nikaragua juga dikuasai oleh kaum komunis. Dimana Nikaragua sejak 1970
sampai 1990 dikuasai oleh kelompok Gerilyawan komunis Sandinista (Front
Pembebasan Nasional Sandinista).
· Di Afrika sayap kiri militer telah menguasai
pemerintahan di Ethiopia antara tahun 1974-1991. Sistem pemerintahan
sosialis membuat negara tersebut bersekutu dengan Uni Soviet. Di Angola
dan Mozambik sejak 1975-1990 kelompok gerilya Marxis-Leninis menguasai
pemerintahan.
· Di Afganistan (1978) pemerintahan berhaluan
komunis pimpinan Noor Mohammad Tariki berhasil membangun Daoud Khan
melalui kudeta berdarah. Untuk menyelamatkan rezim komunis di Afganistan
yang saat itu mendapat perlawanan dari kelompok pimpinan Hafizullah
Amin maka Uni Soviet pada Desember 1979 melakukan invasi militer ke
Afganistan. Selain itu guna mengimbangi kekuatan bersenjata Amerika
Serikat di Asia Barat Daya dan pengaruh liberalismenya. Tetapi invasi
ini mendapat perlawanan dari kelompok Mujahidin yang dipimpin Mohammad
Najibullah yang akhirnya berhasil memukul mundur pasukan Uni Soviet dan
pada 1989 pasukan Soviet ditarik mundur dari Afganistan.
Selama Perang Dingin berlangsung kedua negara adikuasa tidak pernah
terlibat secara langsung dalam suatu konflik (peperangan) secara
terbuka. Mereka selalu berada di belakang negara-negara yang sedang
bersengketa. Mereka memberikan bantuan persenjataan dan memenuhi
kebutuhan hidup masyarakat negara-negara yang sedang bersengketa.
2) Sistem Aliansi
Ketika perang dingin memuncak maka setiap negara
yang bertentangan berusaha memperkuat dirinya dengan bergabung dalam
satu aliansi. Bentuk sistem aliansi baik yang dilakukan blok Timur
maupun blok Barat adalah sebagai berikut.
Pembentukan Cominform (The Communist Information
Bureau) pada tahun 1947. Cominform adalah wadah kerja sama partai-partai
komunis Eropa yang berpusat di Beograd, Yugoslavia.
Pembentukan NATO (North Athlantic Traty
Organization) 4 April 1949. Negara yang menjadi anggotanya yaitu
Inggris, Irlandia, Islandia, Norwegia, Denmark, Belgia, Belanda,
Luxemburg, Perancis, Portugal, Kanada, dan Amerika Serikat. Tujuannya
untuk membendung komunis mulai dari Eropa Utara sampai Turki dan Yunani.
Pembentukan Pakta Warsawa pada 1955 dengan negara
Jerman Timur, Cekoslovakia, Hongaria, Bulgaria, Polandia, Rumania, dan
Albania. Pakta Warsawa merupakan kerjasama pertahanan dan keamanan
negara-negara komunis.
Perjanjian antara RRC dan Uni Soviet tahun 1950
mengenai kerja sama dianatara kedua negara guna menghadapi kemungkinan
agresi Jepang.
Pembentukan Pakta ANZUS (Australia, New Zealand, and
United State), yaitu pakta pertahanan negara-negara Amerika Serikat,
Australia,dan Selandia Baru pada tahun 1951.
Pembentukan SEATO (South East Asia Treaty
Organization) pada tahun 1954. SEATO merupakan kerjasama pertahanan
antara negara-negara Asia Tenggara dengan pihak Barat. Dengan anggotanya
antara lain, Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Filipina, Singapura,
dan Selandia Baru.
3) Kegiatan Spionase
Perebutan hegemoni selama perang dingin antara Uni
Soviet dan Amerika Serikat terhadap berbagai kawasan baik di Eropa,
Asia, Amerika, dan Afrika selalu didukung oleh kegiatan agen intelijen
yang mereka miliki.
Kegiatan Spionase (mata-mata) tercermin dari
tindakan yang dilakukan oleh agen spionase kedua belah pihak yaitu
antara KGB dan CIA. KGB (Komitet Gusudarstvennoy Bezopasnosti) merupakan
dinas intelegen sipil atau dinas rahasia Uni Soviet sedangkan CIA
(Central Intelligence Agency) yang merupakan dinas rahasia Amerika
Serikat yang bertugas untuk mencari keterangan tentang negara-negara
asing tertentu.
KGB dan CIA selalu berusaha untuk memperoleh
informasi rahasia mengenai segala hal yang menyangkut kedua belah pihak
atau negara-negara yang berada di bawah pengaruh kedua belah pihak.
Mereka juga membantu terciptanya berbagai ketegangan di dunia. Misalnya,
CIA turut membantu orang-orang Kuba di perantauan untuk melakukan
serangan ke Kuba tahun 1961 yang disebut Insiden Teluk Babi. Di pihak
lain, Uni Soviet memberikan dukungan kepada Fidel Castro (Presiden Kuba)
dalam menghadapi invasi tersebut.
4) Perlombaan Teknologi Persenjataan dan Ruang Angkasa
Perang dingin antara dua negara adidaya ditandai
oleh perimbangan persenjataan nuklir dan personil militer. Sehingga
kegiatan ini disebut sebagai politik Balance of Power. Unjuk kekuatan
kedua negara adidaya tersebut diikuti perlombaan dalam bidang teknologi
militer dan ruang angkasa dimana keduanya saling unjuk kecanggihan.
Jika muncul isu sensitif dapat saja membawa kedua
belah pihak pada isu global yang menyebabkan munculnya perang secara
terbuka. Perang dingin juga dapat menimbulkan perlombaan senjata antara
pihak Amerika Serikat dan Uni Soviet. Perlombaan senjata yang dilakukan
kedua negara tersebut berupa perlombaan senjata nuklir. Perlombaan
senjata nuklir ini dikhawatirkan akan menyebabkan meletusnya perang
nuklir yang dasyat yang dapat membahayakan kelangsungan hidup umat
manusia dan makhluk hidup lainnya di dunia sebab jangkauan senjata
nuklir sangatlah luas bisa menjangkau antarnegara dan antarbenua.
Kedua blok membangun pusat-pusat tombol peluncuran
senjata nuklir berbagai negara yang berada di bawah pengaruhnya. Untuk
mengurangi meningkatnya perlombaan senjata nuklir pada kedua belah pihak
maka PBB membentuk Atomic Energy Commission yang bertujuan mencari
jalan dan cara untuk mengembangkan penggunaan tenaga atom untuk maksud
damai serta mencegah penggunaannya untuk tujuan perang. Pada akhir
Desember 1946 komisi setuju untuk mengadakan pengawasan dan pengaturan
ketat guna mencegah produksi senjata-senjata atom yang dilakukan secara
diam-diam. Tetapi Uni Soviet keberatan dan mengemukakan usul pengurangan
senjata secara menyeluruh. Sementara AS tidak setuju, hingga akhirnya
US memveto usul AS dalam sidang Dewan keamanan. Pada tahun 1949, US
mengadakan uji coba peledakan bom atomnya yang pertama. Yang ditanggapi
dengan pembuatan bom hidrogen oleh AS yang diuji pada November 1952,
meskipun begitu ternyata US pun sudah dapat membuat bom hidrogen
sendiri.
Hingga tahun 1983, perbandingan kekuatan senjata nuklir Uni Soviet menunjukkan posisi yang
unggul dibanding dengan kekuatan Amerika Serikat.
C. DAMPAK PERANG DINGIN
Dampak perebutan pengaruh antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet tampak pada:
a. Bidang Politik
Amerika Serikat berusaha menjadikan negara-negara
yang sedang berkembang menjadi negara demokrasi agar hak asasi manusia
dapat dijamin. Bagi negara-negara yang sebelumnya kalah seperti Jerman
dan Jepang berkembang pula kapitalisme selain demokrasi. Negara-negara
tersebut dapat sehaluan dengan AS dan merupakan negara pengaruhnya.
Uni Soviet dengan paham sosialis-kominunis
mendengungkan pembangunan negara dengan Rencana Lima Tahun. Cara
tersebut dilakukan dengan ditaktor bukan liberal. Bagi negara satelit
(dibawah pengaruh) Uni Soviet yang melakukan penyimpangan akan ditindak
keras oleh US seperti contohnya Polandia dan Hongaria. Demi kepentingan
politik, ekonomi, dan militer kedua negara adikuasa tersebut menjalankan
politik pecah belah sehingga beberapa negara menjadi terpecah seperti
Korea, Vietnam, dan Jerman.
b. Bidang Ekonomi
AS sebagai negara kreditor terbesar memberikan
pinjaman atau bantuan ekonomi kepada negara-negara yang sedang
berkembang berupa Marshall Plan. AS juga memberikan bantuan ”Grants in
Aid” yaitu bantuan ekonomi dengan kewajiban mengembalikan berupa dollar
atau dengan membeli barang-barang Amerika Serikat. Bagi negara-negara di
Asia Presiden Truman mengeluarkan “The Four Points Program for the
Economic Development in Asia” berupa teknik dalam wujud
perlengkapan-perlengkapan ekonomis atau bantuan kredit yang berasal dari
sektor swasta di Amerika Serikat yang disalurkan oleh pemerintah kepada
negara-negara yang sedang berkembang.
Dengan adanya perang dingin ini maka berbagai bentuk
kerjasama yang saling menguntungkan antara Eropa Timur dan Eropa Barat
tidak dapat terjalin. Kegiatan tersebut terhambat karena negara-negara
Eropa merasa kawatir jika suatu saat wilayahnya akan dijadikan sasaran
adu kekuatan oleh kedua negara adikuasa tersebut. Dampaknya perekonomian
antara blok barat (negara-negara Eropa Barat) dan blok timur
(negara-negara Eropa Timur) tidak seimbang dimana negara-negara blok
barat jauh lebih maju daripada blok timur.
c. Bidang Militer
Perebutan pengaruh antara AS dan US dalam pakta
pertahanan. Negara-negara barat membentuk North Atlantic Treaty
Organization (NATO) tahun 1949 sebagai suatu organisasi pertahanan. Bila
salah satu anggotanya diserang maka dianggap sebagai serangan terhadap
NATO. Awalnya bermarkas di Paris tetapi kemudian Perancis keluar karena
mengganggap NATO didominasi oleh AS dan markasnya berpindah di Brussel.
Hubungan Perancis dengan Uni Soviet dan RRC jauh lebih baik jika
dibandingkan hubungan dengan negara Barat lainnya meskipun Perancis
tidak menjadi anggota Blok Timur.
Di Asia Tenggara dibentuk South East Asia Treaty
Organization (SEATO) athun 1954 atas dasar South East Asia Collective
Defence Treaty. Anggota utamanya adalah negara-negara barat sementara
negara-negara di Asia Tenggara seperti Indonesia justru tidak ikut
serta. Pakta pertahanan tersebut ditujukan terhadap komunis di Asia
Tenggara khususnya di Vietnam. SEATO bubar pada tahun 1975.
Sementara Uni Soviet dengan negara-negara blok Timur membentuk
Pakta Warsawa (1955) atas dasar “Pact of Mutuaal Assistance and Unified
Command”. Di Asia Tenggara Uni Soviet memberikan bantuan peralatan
militer dan teknisi kepada Vietnam yang akhirnya dapat mendesak Amerika
Serikat keluar dari negara tersebut(1975).
d. Bidang Ruang Angkasa
Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet
membawa pengaruh terhadap penjelajahan ruang angkasa. Amerika Serikat
dan Uni Soviet saling berebut menguasai ruang angkasa karena dunia
dirasa terlalu sempit untuk diperebutkan.
· Berawal dari upaya Uni Soviet meluncurkan pesawat Sputnik I dan
Sputnik II yang ditandingi AS dengan meluncurkan pesawat Explorer I dan
Explorer II, Discovere dan Vanguard.
· Diikuti dengan usaha Uni Soviet untuk mendaratkan Lunik di bulan
serta astronot pertamanya Yuri Gagarin dengan pesawat Vostok I yang
berhasil mengitari bumi selama 108 menit. Sementara Amerika Serikat
mengirim astronot pertamanya yaitu Alan Bartlett Shepard yang berada di
luar angkasa selama 15 menit.
· Uni Soviet menunjukkan kelebihannya dengan meluncurkan Gherman
Stepanovich Titov yang mengitari bumi selama 25 jam dengan Vostok II.
Disusul Amerika Serikat meluncurkan WSJohn H. Glenn dengan pesawat
Friendship VII yang berhasil mengitari bumi sebanyak 3 kali.
Dampak Perang Dingin bagi Indonesia
- Sistem politik-ekonomi Indonesia telah dibawa pada arus komunisme-sosialisme pada masa Orde Lama. Sementara pada masa Orde baru berkembang liberalisme-kapitalisme.
- Pada masa akhir dua kepemimpinan di atas, Indonesia mengambil keterpurukan ekonomi.
D. AKHIR PERANG DINGIN
Kedua negara adikuasa akhirnya menyadari bahwa hubungan anatar
keduanya sudah sanagat panas, oleh karena itu mereka ingin mengurangi
ketegangan yang ada sebelum akhirnya menyebabkan perang terbuka yang
diperkirakan akan menghancurkan seluruh dunia dengan adanya Perang Dunia
III. Sehingga sejak 1970-an hubungan antarnegara dunia mulai membaik
dan ketegangan dalam perang dingin mulai berkurang. Pengurangan
ketegangan terhadap pihak yang bertikai disebut Detente. Detente
ditandai oleh peristiwa sebagai berikut.
1. Isu Berlin Barat dapat diselesaikan dalam meja perundingan tahun 1971.
2. Inggris mulai bergabung dengan Masyarakat Ekonomi Eropa.
3. Negara barat mulai menjalin hubungan diplomatik dengan RRC pada 1973.
4. Terjadi kesepakatan antara Amerika Serikat
dan Uni Soviet dengan ditandatanganinya persetujuan SALT I (Strategic
Arm Limited Task) dan SALT II atau pembatasan persenjataan strategis.
SALT I merupakan perundingan pembatasan persenjataan
strategis yang berlangsung di Helsinki, Finlandia tanggal 17 November
1969. Hasil perundingan ini ditandatangani oleh Richard Nixon (Presiden
Amerika Serikat) dan Leonid Brezhnev (Uni Soviet).
SALT II merupakan perundingan pembatasan
persenjataan strategis yang berlangsung di Jenewa, Swiss pada November
1972 tetapi hasilnya baru ditandatangani 18 Juni 1979 di Wina, Austria
oleh Jimmy Carter (Amerika Serikat) dan Leonid Brezhnev (Uni Soviet).
5. Presiden Ronald Reagen meningkatkan kemampuan
persenjataan balistiknya yang mempengaruhi sikap Mikhail Gorbachev
untuk melakukan persetujuan pembatasan nuklir balistik tahun 1987.
Dampak dari perjanjian ini antara lain Uni Soviet mengurangi kekuatan
angkatan perangnya di Eropa Timur dan mulai memusatkan pembenahan
ekonomi serta kehidupan politik dalam negeri yang lebih demokratis.
6. Deng Xiaoping berhasil menguasai Partai
Komunis Cina (PKC) setelah meninggalnya Mao Tse Tung. Deng Xiaoping
merupakan pemimpin kelompok yang menghendaki reformasi ekonomi.
Programnya adalah membangkitkan sistem pertanian dan bisnis yang
berdasarkan milik pribadi. Penanaman modal asing mulai masuk kembali
terutama dalam sektor jasa dan diharapkan dapat berproduksi untuk tujuan
ekspor. Hal ini menunjukkan adanya gejala kapitalisme dalam kehidupan
komunisme di Cina. Tetapi reformasi ekonomi yang ada tidak diimbangi
dengan adanya reformasi politik sehingga kehidupan politik masih
dikendalikan oleh partai Komunis. Dampaknya muncul bentrokan dengan
mahasiswa seperti 1989 terjadi Tragedi di Lapangan Tiananmen, Beijing
dimana terjadi demonstrasi besar-besaran tetapi mendapatkan perlawanan
bahkan para pelakunya diawasi secara ketat.
Pertumbuhan ekonomi Uni Soviet tidak mengalami
pertumbuhan sehingga ekonomi Uni Soviet mengalami kemerosotan yang
parah. Sebagai ideologi akhirnya komunisme mulai mengalami kebangkrutan
di berbagai belahan dunia sejak 1970an. Berawal dari upaya Uni Soviet
untuk mengalihkan energi mereka untuk menyelesaikan masalah dalam negeri
mereka. Adapun masalah yang muncul di Uni Soviet antara lain :
- ketidakpuasan kelas menengah dan kelompok elit pemerintahan komunis sendiri
- tekanan kelompok etnis non Rusia,
- korupsi yang timbul di kalangan birokrasi dan partai dalam pemerintahan,
- dana anggaran belanja yang defisit karena biaya pendudukan pasukan Uni Soviet di beberapa negara Eropa Timur,
- ketertinggalan teknologi dan peralatan industri sehingga kapasitas produksi makanan untuk mencukupi kebutuhan rakyatnya menurun.
Perang Dingin akhirnya berakhir karena:
1. Sampai 1980, 11 % GNP Uni Soviet
dibelanjakan untuk kepentingan militer. Uni Soviet mengalokasikan dana
besar-besaran bagi negara yang berada dibawah kekuasaannya agar negara
tersebut tidak lepas dari kendalinya.
2. Tahun 1980, harga minyak jatuh sehingga
keadaan ekonomi Uni Soviet yang tidak stabil benar-benar berhenti.
Padahal serbelumnya Uni Soviet sangat tergantung dengan ekspor minyaknya
sementara sejak 1980 minyak tidak mampu membiayai Perang Dingin.
3. Muncul krisis kredibilitas/kepercayaan terhadap sistem komunisme.
Dampaknya muncul pemikiran dari para cendekiawan
yang memahami pandangan barat sehingga mendorong munculnya keinginan
seperti warga negara di negara-negara non komunis.
Dalam kondisi yang buruk Mikhail Gorbachev (11 Maret
1985) harus memimpin Uni Soviet dengan tugasnya yaitu memperbaiki
perekonomian Uni Soviet yang semakin buruk.
Langkah yang ditempuh adalah dengan melakukan Reformasi yang terkenal dengan Perestroika dan Glasnost.
PERESTROIKA merupakan restrukturisasi (penataan
kembali struktur) yang sudah rusak. Tujuannya guna mengatasi stagnasi
untuk akselerasi (penyamaan) kemajuan sosial dan ekonomi. Perestroika
merupakan pengembangan menyeluruh dari demokrasi yang diprakarsai massa.
Jadi Perestroika adalah langkah pembaharuan untuk mempersatukan
sosialisme dengan demokrasi melalui keterbukaan politik atau GLASNOST.
Kebijakan ini memberikan dampak yang tidak terduga
sebelumnya yaitu pertentangan sosial di dalam masyarakat muncul.
Kelompok yang bersengketa antara lain sebagai berikut.
Kelompok Moderat, yaitu kelompok yang menyetujui reformasi tetapi menjalankan komunisme yang disempurnakan.
Kelompok Konservatif, yaitu kelompok yang menentang reformasi dan ingin mempertahankan komunisme.
Kelompok Radikal, yaitu kelompok yang mendukung reformasi tetapi ingin meninggalkan komunisme.
4. Pada 19 Agustus 1991, Gennadi Yanayev
(pemimpin kelompok konserfatif) melancarkan kudeta terhadap Gorbachev
tetapi upaya ini dapat digagalkan oleh Boris Yeltsin (pemimpin kelompok
Radikal) sehingga Gorbachev dapat diselamatkan dan nama Yeltsin mulai
melambung di pentas politik Uni Soviet. Yeltsin tidak mampu membendung
gelora semangat Perestroika dan Glasnost terbukti dengan banyaknya
negara bagian Uni Soviet yang melepaskan diri dan menjadi negara merdeka
sehingga Runtuhlah Uni Soviet.
5. Uni Soviet mulai mengurangi kekuatan
senjatanya di Eropa Timur seperti pada 1989 Uni Soviet menarik
tentaranya dari Afghanistan. Akhirnya kekuasaan komunis mulai runtuh di
negara-negara Eropa Timur dimana Jerman kembali bersatu.
6. Secara resmi Uni Soviet dibubarkan pada 8
Desember 1991 ditandai dengan penurunan bendera Uni Soviet dan
dikibarkan bendera Rusia. Rusia dan negara-negara bekas Uni Soviet yang
lain mulai muncul sebagai negara yang merdeka.
Runtuhnya kekuatan Uni Soviet di Eropa Timur
mengakhiri Perang Dingin. Uni Soviet merupakan contoh keberhasilan dari
ideologi Marxis-Leninis yang diaktualisasikan menjadi negara.
E. DAMPAK BERAKHIRNYA PERANG DINGIN
Berakhirnya Perang Dingin memberikan dampak luas bagi perubahan dunia:
Terjadinya perubahan di Eropa Timur, Rusia dan
Jerman dalam upaya mengakhiri kekuasaan komunis dan dominasi Uni Soviet
di daerah tersebut.
Muncul perubahan politik dan ekonomi dunia yang
menimbulkan terciptanya hubungan secara menyeluruh (global) maupun
kawasan (regional), yang terlihat dengan:
ü Kebangkitan Jepang,
Setelah perekonomian Jepang lumpuh akibat perang
dunia II dan serangan sekutu terhadap kota Jepang maka rakyat Jepang
mulai bangkit untuk membangun kembali ekonomi negara yang hancur
tersebut.Dalam perkembangannya Jepang mampu memanfaatkan segala dukungan
dan bantuan Amerika Serikat bahkan akhirnya Jepang mampu mengambil alih
fungsi-fungsi ekonomi global yang disandang Amerika Serikat dan mampu
memberikan bantuan ekonomi bagi negara di kawasan Asia Pasifik. Hingga
akhirnya Jepang mampu mendominasi kedudukan di daerah Asia-Pasifik
sebagai pasar impor, penyedia bantuan luar negeri, dan sumber investasi
asing yang dia pertahankan hingga sekarang.
ü berdirinya Group of Seven, (Perancis,Jerman
Barat,Jepang,Inggris,Amerika Serikat,Kanada dan Italia yang bergabung
untuk memecahkan masalah ekonomi dunia),
ü berdirinya European Union (bentuk kerja sama ekonomi antara negara Eropa Barat),
ü berdirinya Gerakan Nonblok,
ü berdirinya ASEAN (stabilitas politik regional dan pembangunan ekonomi masing-masing negara anggota),
ü berdirinya APEC, dan
ü berdirinya OKI.
Muncul ketergantungan satu sama lain sehingga terjadi transformasi kekuasaan silih berganti.
Terbentuklah tatanan dan nilai baru di dunia yang lebih damai, aman dan sejahtera.
Berakhirnya Perang Dingin mampu mengakhiri semangat
sistem hubungan internasional bipolar (melibatkan 2 blok yaitu blok
barat dan timur) dan berubah menjadi sistem multipolar, yaitu
mengalihkan persaingan yang bernuansa militer ke persaingan ekonomi di
antara negara-negara di dunia dan mengubah isu-isu fokus hubungan
internasional dari high politics (isu yang berhubungan dengan politik
dan keamanan) menjadi is-isu low politics (seperti isu terorisme, hak
asasi manusi, ekonomi, lingkungan hidup, dsb) yang dianggap sama
pentingnya dengan isu high politics.
Terbentuk hubungan kerjasama utara-selatan dan selatan-selatan.
Setelah Perang Dunia II dunia tidak lagi terbagi
atas blok barat dan blok timur melainkan kelompok utara dan kelompok
selatan. Istilah utara dan selatan dalam hal ini lebih bernilai ekonomis
jika dibandingkan dengan nilai geografis.
· Kelompok Utara merupakan kelompok negara industri
maju yang memiliki teknologi canggih serta produksi industri yang
selalu meningkat.
Negara Utara meliputi negara-negara yang berada di
belahan bumi bagian utara meliputi, Kanada, Amerika Serikat, Perancis,
inggris, Jerman Barat, Italia, dan Jepang.
Secara ekonomis mereka memiliki ekonomi yang kuat.
Berdasarkan kekayaan alam, negara maju tidak
memiliki kekayaan alam yang cukup tetapi kekurangan tersebut dapat
diatasi dengan penguasaan teknologi. Jadi mereka sangat unggul dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi kurang didukung oleh sumber
daya alam yang melimpah.
· Kelompok Selatan merupakan kelompok negara yang
sedang berkembang atau negara miskin. Negara Selatan meliputi negara
yang terletak di belahan bumi bagian selatan seoperti kawasan Asia,
afrika, dan Amerika Latin.
Secara ekonomis, mereka memiliki ekonomi yang lemah yang mengandalkan hidupnya pada bidang pertanian.
Berdasarkan kekayaan alam, negara selatan memiliki
sumber daya alam yang melimpah namun kurang didukung oleh penguasaan
teknologi.
Negara utara cenderung memaksakan model pembangunan
mereka terhadap negara-negara Selatan. Pelaksanaan tersebut akan mereka
lakukan melalui perundingan dalam lembaga keuangan internasional,
seperti IMF dan Bank Dunia. Rencananya kedua lembaga keuangan ini untuk
menolong semua negara di dunia dalam kegiatan pembangunan tetapi
ternyata dipakai sebagai alat oleh negara-negara di Utara untuk
memaksakan model pembangunan yang menguntungkan negara-negara yang kuat.
Program yang mereka keluarkan adalah Program Penyelesaian Terstruktur
atau Structural Adjustment Program (SAP). Dampak adanya program ini maka
akan memaksa:
- Negara-negara yang mendapat bantuan utang untuk lebih membuka pasar dalam negeri mereka,
- Menekankan kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang-barang yang bisa diekspor,
- Mengurangi subsidi pemerintah terhadap sektor publik.
Dengan program ini mampu membuat rakyat jelata semakin miskin, sebagai contoh Negara Afrika dan Amerika Latin.
Kedua kelompok tersebut masing-masing mempunyai potensi dan peran
yang penting dalam perekonomian internasional. Harapannya hubungan
utara-selatan ini akan menghasilkan kemakmuran bagi semua negara di
dunia tetapi kenyataannya hanya menciptakan kemakmuran bagi
negara-negara di kawasan Utara dan merugikan negara-negara di kawasan
Selatan. Kerugian dan kesengsaraan yang diderita negara selatan antara
lain :
- Penurunan nilai tukar bagi barang-barang yang dihasilkan
- Kerusakan lingkungan yang semakin memprihatinkan
- Ketergantungan yang semakin tinggi terhadap negara-negara di kawasan Utara
- Kesenjangan (jurang pemisah) yang semakin lebar dan dalam antara Utara dan Selatan.
Sementara itu jika kita lihat negara-negara selatan memiliki kelebihan dan peran penting, diantaranya:
- Sebagian besar merupakan negara-negara penghasil bahan mentah/bahan baku mogas dan non migasi.
- Penduduknya padat dan menjadi sasaran yang potensial bagi pemasaran hasil-hasil industri negara-negara maju.
- Negara-negara selatan merupakan tempat yang tepat bagi negara-negara utara dalam menanamkan modal.
- Jumlah negara yang sedang berkembang lebih dari separuh jumlah negara-negara di dunia dan tentu saja memiliki jumlah penduduk yang lebih banyak.
Mengingat keadaan yang semakin tidak baik yang
dialami oleh negara-negara Selatan sendiri. Negara Selatan harus
meningkatkan kekuatan politik dan ekonomi mereka. Negara Utara harus
membiarkan negara selatan bebas melaksanakan pembangunan alternatif
mereka tanpa melakukan pembatasan terhadap negara-negara tersebut.
Negara di Utara harus melaksanakan kebijakan ekonomi dan kebijakan luar
negeri yang didasarkan atas kepentingan jangka panjang yang sehat.
Melihat keadaan tersebut maka kedua belah pihak menganggap penting
adanya kerjasama Utara-Selatan dalam rangka perubahan dalam tata
hubungan dunia baru yang lebih adil.Hubungan tersebut haruslah merupakan
perubahan dari bentuk pemerasan oleh negara-negara kawasan Utara ke
bentuk pembagian keuntungan bersama. Jadi berubah dari hubungan
subordinasi menuju ke bentuk kemitraan.
Guna menghindari pertentangan yang semakin tajam antara
Utara-Selatan maka diadakan dialog Utara-Selatan yang mulai dipopulerkan
sejak dilangsungkan konferensi kerja sama ekonomi internasional tingkat
menteri pertama di Paris, Perancis tahun 1975. Tujuan mendasar dari
dialog Utara-Selatan adalah mencari kesepakatan dalam mengubah hubungan
antara negara-negara industri kaya (G7) dengan negara-negara berkembang
(G 15). Konferensi Paris diharapkan bisa menghasilkan perubahan hubungan
ke arah persamaan dalam Orde Ekonomi Internasional Baru. Sehingga
negara-negara berkembang menginginkan distribusi kekayaan yang lebih
adil dan menuntut partisipasi yang lebih besar dalam hubungan ekonomi
internasional.
F. GLOBALISASI
Globalisasi adalah jaringan kerja global yang secara
bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan
terisolasi ke dalam saling ketrgantungan dan persatuan dunia.
Globalisasi tidak dapat dihindarkan bagi setiap bangsa dan negara, sementara globalisasi mengandung fenomena sebagai berikut.
1. Homogenisasi
Homogenesis merupakan sebuah fenomena globalisasi
yang disebabkan oleh kemajuan teknologi komunikasi yang dapat menyebar
ke masyarakat global. Dampaknya nilai-nilai budaya, vitalitas, dan
potensi yang asli ditinggalkan dan nilai-nilai yang telah dipaket dan
diproduksi secara massal (seperti melalui TV, Radio,dkk), diiklankan dan
dijual ke pasar lalu diadopsi beramai-ramai.
2. Ketergantungan
Negara-negara yang masih mengimpor teknologi
komunikasi dan informasi kebanyakan negara-negara berkembang yang akan
selalu mengalami masa ketergantungan yang berkepanjangan pada negara
maju yang membuat peralatan teknologi informasi dan komunikasi.
3. Keterbukaan dan Integrasi
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
menjadikan dunia semakin terbuka dan terintegrasi. Jarak tidak lagi
menjadi hambatan untuk melakukan komunikasi dan segala informasi dunia
dapat diketahui dengan mudah, arus globalisasi terus berkembang tanpa
dapat dikendalikan bahkan ditolak.
Kesimpulannya:
Pada akhir abad ke-20 dunia banyak mengalami
perubahan dan tantangan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
melahirkan keterbukaan yang semakin besar dan batas antarnegara menjadi
semu. Akibatnya ketergantungan satu bangsa dengan bangsa lainnya semakin
terasa.
Proses globalisasi pembangunan dunia ditandai dengan
Perjanjian Bretton Woods yang diselenggarakan di Amerika Serikat, Juli
1944 dan dibentuklah 2 lembaga berdasarkan perjanjian tersebut yaitu
Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (International Monetary
Fund/IMF).
Dunia telah memasuki era Globalisasi oleh karena itu dibutuhkan
prespektif global dalam melihat dunia. Prespektif global merupakan suatu
cara pandang dan wawasan untuk melihat bahwa dunia sangat dipengaruhi
oleh arus globalisasi dan produk global sehingga hampir semua bangsa
saling ketergantungan, mempengaruhi, dan berhubungan antara berbagai
kebudayaan, sistem ekologi, politik, ekonomi, dan teknologi dalam
konteks global.
Prespektif global dibutuhkan apabila suatu negara ingin memasuki
era globalisasi yang penuh tantangan dan persaingan agar tidak mudah
kehilangan arah dan terseret arus perubahan zaman. Oleh karena itu ada 6
wawasan global yang harus dimiliki suatu negara, yaitu:
1. Wawasan yang luas dan selalu melihat suatu fenomena dalam konteks global.
2. Menghargai lebih pada proses daripada struktur hirarkis formal.
3. Menghargai kerja sama multikultural dan keragaman, fleksibilitas, dan kepekaan.
4. Melihat perubahan sebagai kesempatan sehingga terbiasa dengan situasi yang tidak menentu.
5. Terus menerus mempertajam keabsahan paradigmanya sendiri.
6. Menyadari bahwa kehidupan di dunia ini serba
kompleks dan penuh dengan kekuatan yang kontradiktif sehingga
memerlukan manajemen konflik.
3 Dimensi pokok yang dapat dijadikan dasar
pengetahuan dan sumber inspirasi untuk menentukan langkah strategis dan
antisipasi perkembangan global di masa yang akan datang, yaitu :
1. Globalisasi Ekonomi
Globalisasi ekonomi merupakan motor penggerak
terjadinya globalisasi yang ditandai dengan era perdagangan bebas. Dapat
terlaksana dengan adanya kerjasama ekonomi baik di tingkat bilateral,
regional, maupun internasional didukung dengan adanya rasa keterbukaan
dan mendapat keuntungan bersama diantara negara yang terlibat dalam
kerjasama ekonomi. Kerjasama ekonomi harus diikuti oleh negara ditengah
menguatnya sistem perdagangan dan pasar bebas dunia dalam era
globalisasi.
2. Globalisasi Politik
Terjadinya pasar bebas disebabkan karena adanya
keputusan politik yang dibuat oleh para pemimpin negara yang terlibat
dalam aliansi ekonomi sehingga tidak ada kerjasama ekonomi glonal tanpa
diawali keputusan politik. Contoh bentuk kerjasama yang diwarnai unsur
politik adalah GNB dan OKI.
3. Globalisasi Kebudayaan
Dalam bidang budaya globalisasi diartikan sebagai
sesuatu yang dipelajari dan secara mekanisme adaptasi yang diwarisi
secara turun temurun menyangkut aspek : pengetahuan, kepercayaan, seni,
moral, hukum, adat istiadat, dan segala kebiasaan sebagai anggota
masyarakat. Dalam era globalisasi, keterbukaan informasi memungkinkan
seseorang mengadopsi nilai-nilai pengetahuan dan kebiasaan di luar
lingkungan sosialnya dan jauh dari jangkauan secara fisik(orang tua
maupun orang terdekat) sebab dapat dilakukan oleh media massa yang
bahkan dapat menjadi perilaku global yang berkembang di masyarakat suatu
negara
0 komentar :
Posting Komentar