Senin, 07 Januari 2013

Terkisah, seorang pemuda yang dulunya senang akan sesuatu yang bersifat sementara di dunia tiba-tiba berubah hanya ketika bertemu dengan seorang wanita biasa. Pemuda itu bernama Muhammad Adriansyah, biasa di sapa iyan atau ad. Pemuda ini merupakan anak smu yang paling nakal di sekolahnya. Bukan main lagi, ia pernah hampir dikeluarkan oleh pihak sekolah karena masalah yang ia buat. Sedangkan wanita itu bernama Khadijah. Seorang wanita shalihah yang haus akan ilmu islam, termasuk fiqih, akhlak, tariqh, dan seluruh ilmu yang berkaitan dengan islam. (Eitsss… Tapi belum dalam-dalam amat. Masih dasar. Hehehe) Khadijah juga masih smu, dapat dikatakan masih seumuran dengan Muhammad Adriansyah. Semasanya di sekolah, ia sangat aktif di organisasi islam di sekolah, tapi tidak hanya disekolah namun di masyarakat ia sangat dikenal sebagai sosok perempuan yang patut dicontoh wanita zaman sekarang. Mengapa demikian? Itu karena ia sangat baik di dalam kehidupannya, selalu mudah bergaul, dan yang lebih penting ia merupakan anggota remaja masjid di sekitar rumahnya yang sangat aktif.

Kembali lagi ke pemuda itu, pada awalnya tanpa sengaja atau memang di takdirkan, Adriansyah dan kedua sahabatnya yang bernama Dimas dan Taufik bertemu dengan Khadijah di sebuah toko cokelat yang berada di dekat rumahnya. “ yan, yan, liat tuh ada cewek cantik” tegur Taufik dengan menyenggolkan siku tangannya ke Adriansyah. “mana? Mana? “ jawab Adriansyah dengan memandang kesana kesini. “itu tu.. yang pakai kerudung … “ jawab Taufik sambil menunjuk ke arah perempuan tersebut. “ iya tu yan, cantik loh” sambut Dimas. “ iya aku tau, memang sih cantik tapi…” kata Adriansyah dengan ragu. “ tapi apa yan?” jawab Dimas. “ dia tu makai kerudung” kata Adriansyah. “pakai kerudung?” jawab Dimas dengan nada bingung. “memangnya kenapa yan?” Tanya balik Taufik.    “ susah…, pasti dia bukan wanita yang biasa, yang bisa langsung aku taklukin”. Jawab Adriansyah. “ sepertinya ini bukan iyan yang asli?” kata Dimas sambil ngecek keadaan iyan dengan meletakkan punggung tangan pada dahi Adriansyah. “iya, ini bukan iyan yang asli.” Sambut  Taufik. “hah? Apa maksud kalian?” Tanya Adriansyah dengan nada ingin marah. “iyan yang biasa kita liat itu… dia selalu semangat, pantang nyerah dan berani pastinya…” jawab Taufik dengan nada anak kecil(kayak afikah gitu..). “betul…. Sekali” sambung Dimas.

Lamanya mereka berbicara karena tak sadar waktu karena sibuk bicara sendiri atau entah apa.. khadijah pun melangkah pergi dari toko cokelat itu. “liat tuh dia pergi… yan” kata Dimas. “ memangnya kenapa?” sahut Adriansyah. “ nggak..” sahut balik Dimas. Setelah Khadijah pergi mereka bertiga juga beranjak pergi dari toko tersebut karena tidak jadi beli cokelat disebabkan keasikan  berbicara tadi.

Keesokan harinya Adriyansyah pergi lagi ke toko cokelat yang kemarin ia datangi bersama kedua temannya karena niatnya ingin beli cokelat tak kesampaian. Namun kali ini tidak bersama kedua temannya.  Karena takut kejadian kemarin terulang lagi. (eitsss… kenapa gak mau terulang lagi?). Tapi entah ada apa wajah Adriansyah terlihat berbeda, dengan wajahnya yang terlihat memerah itu dan jantung yang berdegub kencang akhirnya ia melangkah masuk. (eitsss) Ternyata, Adriansyah melihat sosok yang sama seperti kemarin. Dan Ternyata dia adalah Khadijah, orang yang Adriansyah perhatikan dari tadi(jadi selama ini adriansyah memperhatikan Khadijah),.. “waduh .. dia lagi, gimana nih” kata Adriansyah dalam hati. Melangkah tanpa henti dengan kepala menunduk agar tidak melihat Khadijah justru malah melihat khadijah dengan jelas. Karena tanpa disadari Adriansyah menabrak tiang dalam toko cokelat tersebut dan ia terjatuh karena benturan keras tadi. “Akhh… sakit” kata Adriansyah dengan nada erangan sambil mengusap kepala. (hahahha) Kejadian tadi menjadi perhatian pembeli dan penjual yang ada di dekat sekitar Adriansyah. “ukh .. apa ini? Apa ini darah?” Tanya Adriansyah dalam hati sambil melihat tangannya yang tadi mengusap dahinya yang terbentur. “ini mas, saya ada sapu tangan” ujar Khadijah pada Adriansyah dengan menawarkan sap tangannya. “ iya, terima kasih.” Jawab Adriansyah sambil berdiri dan menerima sapu tangan pemberian Khadijah. “siapa namamu?” Tanya Adriansyah. “saya Khadijah” jawabnya. “bolehkah saya bicara dengan kamu?” Tanya Adriansyah lagi. “boleh, memangnya mau bicara apa?” jawab Khadijah. “mengenai sesuatu” ujar Adriansyah pada Khadijah. “apa itu?” Tanya Khadijah. “saya ingin mengenal lebih dalam tentang islam, bisakah kita bicara ini dimasjid?” ungkap Adriansyah dengan rasa malu. “baiklah, tapi saya juga baru belajar mendalami.. jadi kita bisa bersama-sama. Oh ya  didekat sini ada masjid. Mari ikuti saya..” ajak Khadijah. “ya..” jawab Adriansyah.

Mereka berjalan menuju masjid terdekat daerah sekitar tempat tersebut. Lumayan dekat, letak masjid tersebut sekitar 200 meter kurang lebih. Setelah kira-kira 10-15 menit kemudian mereka pun sampai di masjid tersebut. Dan perbincangan mereka pun dimulai kembali.

Setelah beberapa lama mereka berbincang-bincang, akhirnya mereka pun mengakhirinya dengan salam perpisahan yaitu Assalamualaikum…

“# penulis #”
Dengan adanya salam ini maka berakhir pula cerita ini, tapi … jangan kecewa cerita ini masih ada sambungannya. Di tunggu aja…  di part selanjutnya insya ALLAH akan diselipkan perbincangan mereka mengenai islam yang lebih mendalam. Semakin banyak part insya ALLAH makin seru..!!! dimohon saran dan kritiknya ya…

0 komentar :

Posting Komentar